Sering kita mendengar bahwa meniatkan perbuatan baik saja sudah mendapatkan pahala walaupun tidak mengerjakan nya, sedangkan meniatkan perbuatan buruk tidak mendapatkan dosa kecuali sampai melakukan nya.
Dalam sebuah hadits sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang terdapat dalam kitab Matan Arba'in syarah Majalisus saniyah, Nabi bersabda:
فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ. وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ له سَيِّئَةً وَاحِدَةً( رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
( Syarah Majalisus Saniyah, hal 111)
Artinya: Barangsiapa berniat untuk mengerjakan kebaikan namun belum terlaksana, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan jika dia berniat untuk kebaikan dan mengerjakannya, maka Allah akan catat baginya dengan 10 kebaikan hingga 700 kali lipat, bahkan sampai berlipat–lipat banyaknya. Sebaliknya, apabila dia berniat untuk mengerjakan amalan keburukan namun belum terlaksana, maka Allah akan catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Dan apabila dia berniat untuk kejelekan dan mengerjakannya, maka Allah akan mencatat baginya satu kejelekan saja.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Penjelasan:
Di dalam Syarah/penjelasan tentang hadits tersebut, bahwa niat itu punya martabah/tingkatan atau berlevel-level, bukan hanya satu tingkat/macam saja. Masing-masing level memiliki konsekuensi yang berbeda dengan yang lainnya.
Level 1.
Level pertama disebut HAJIS (الهاجس).
Hajis adalah goresan hati yang berkelebat sejenak dalam hati/pikiran.
Level 2
Level kedua disebut KHATHIR (الخاطر).
Khathir adalah goresan hati yang sudah sampai pada level membayangkan
Level 3
Level ketiga disebut HADITSUN NAFSI (حديث النفس).
Haditsun nafsi adalah goresan hati yang sudah mulai dipertimbangkan antara dilakukan ataukah tidak. Tetapi masih belum pasti. Masih 50-50 antara melakukan ataukah tidak. Bisa saja dilakukan bisa juga tidak.
Level 4
Level keempat adalah HAMMU/ HIMMAH (الهمّ / همة).
Hammu/ himmah adalah goresan hati yang sudah mulai menguat dan sudah menjelma menjadi sebuah keinginan yang sifatnya sudah jelas condrong untuk melakukan. Sudah lebih dari 50 % tapi belum sampai 100 %.
Level 5
Level kelima disebut 'AZAM(العزم).
Azam adalah goresan hati yang sudah bukat mengkristal dan menguat menjadi niat teguh dan tekad yang dipastikan akan dilakukan. Ini levelnya sudah 100%.
Pertama: Niat berbuat baik.
Jika seseorang terlintas dalam hatinya atau tiba-tiba saja tergores dalam hatinya ingin berbuat baik, misalnya untuk bersedekah, maka lintasan dalam hatinya ini dinamakan HAJIS.
Jika keinginan bersedekah itu sudah mulai mengalir dalam hati dan membayangkan dalam hatinya , maka lintasan hati seperti itu dinamakan KHATHIR.
Jika keinginan bersedekah itu semakin timbul dalam hatinya tetapi masih 50-50, antara jadi atau tidak, maka lintasan hati seperti itu dinamakan HADITSUN NAFSI.
Jika keinginan bersedekah itu sudah menguat dalam hatinya, sudah lebih dari 50 % dan sudah condong untuk segera melakukannya, maka keinginan bersedekah itu dinamakan HAMMUN/ HIMMAH.
Niat pada level himmah ini, seseorang sudah mendapatkan satu pahala kebaikan walaupun niatnya itu belum bisa terlaksana.
Adapun jika keinginan bersedekah itu sudah bulat 100%, dan bahkan dia sudah masuk dalam mukaddimah/ langkah nyata untuk segera bersedekah, misalnya sudah membawa uang untuk di masukkan dalam celengan masjid, maka niat bersedekah ini sudah level 'AZAM.
Lintasan hati untuk berbuat baik pada level 'azam ini, maka dia pasti mendapatkan pahala walaupun tidak terlaksana karena ada sebab lain, misalnya uangnya jatuh atau hilang, jika sampai dilaksanakan, maka dia mendapatkan pahala 10 kali lipat sampai tak terbatas.
Kedua: Niat berbuat buruk/ jahat.
Jika seorang tiba-tiba terlintas dalam hatinya untuk mencuri, maka goresan yang datang sekelebat dalam hatinya itu disebut dengan HAJIS.
Jika goresan hati untuk mencuri itu sudah mulai mengalir, membayangkan dan memiliki durasi waktu lebih dari sekelebat, maka goresan hati seperti itu dinamakan KHATHIR.
Jika bayangan untuk mencuri itu sudah mulai mendorongnya untuk melakukannya, tapi masih 50-50 atau setengah-setengah, masih bimbang antara resiko dan keuntungan, masih berfikir antara kesempatan dan hambatan, maka lintasan hati seperti itu dinamakan HADITSUN NAFSI.
Jika keinginan mencuri itu sudah pasti dengan hilang keraguannya dan dia jelas ingin segera melaksanakan keinginan mencuri, akan tetapi masih ada peluang dibatalkan meski kecil, maka keinginannya seperti ini dinamakan HAMMUN/ HIMMAH.
Jika keinginan mencuri itu sudah bulat dan menjadi tekad, dan tidak ada niat lagi untuk dibatalkan, dan dia sudah masuk dalam mukaddimah mencuri, seperti sudah menyiapkan alat-alat untuk mencuri, dan mendatangi benda yang ingin dicuri, maka keinginan seperti itu sudah dinamakan AZAM.
Goresan atau hati untuk berbuat maksiat jika masih berupa level hajis, maka ia di maafkan, karena lintasan jenis hajis ini hampir mustahil dicegah pada hati manusia.
Lintasan hati berupa khathir dan haditsun nafsi jika ditolak maka juga dimaafkan, selama belum dikerjakan atau diucapkan. Al-Bukhari meriwayatkan,
إِنَّ اللَّهَ تَجَاوَزَ عَنْ أُمَّتِي مَا حَدَّثَتْ بِهِ أَنْفُسَهَا مَا لَمْ تَعْمَلْ أَوْ تَتَكَلَّمْ (صحيح البخاري)
Artinya: Sesungguhnya Allah mengampuni umatku apa yang dibicarakan oleh hatinya selama belum dilakukan atau diucapkan” (H.R.Al-Bukhari)
Untuk azam maksiat, maka dia sudah pasti mendapatkan dosa dan akan dihukum meski tidak mampu melaksanakannya. Contohnya seperti orang yang berniat mencuri tadi, dia sudah menyiapkan alat dan mendatangi barang yang hendak di curi, tapi tidak terlaksana karena ada pemiliknya, maka pada level ini dia sudah berdosa, walaupun mencuri tidak berhasil dilakukan.
Contoh lainnya niat membunuh seseorang orang, kemudian dia mendatangi orang yang akan dibunuh, kemudian terjadi perlawanan, pada akhirnya dia sendiri yang terbunuh, maka dia yang terbunuh berdosa karena niatnya membunuh sudah level azam.
و الله اعلم بالصواب
SMAN 3 PUTRA BANGSA, LHOKSUKON
16 Oktober 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar