Kenapa dalam Al-Qur'an surat Isra ayat 23 pada kalimat “و بالوالدين احسانا ” digunakan lafadh "bi" ( ب ) yang diartikan dalam bahasa Indonesia dengan arti"dengan". Padahal secara kebahasaan boleh juga digunakan lafadh "ila" ( الى) yang artinya "ke" atau lafadh “li” (ل) yang artinya "untuk"..
Kenapa redaksi Al-Qur'an mesti digunakan lafadh "bi" tersebut daripada lafadh lainnya?
Jawaban nya dapat kita temukan dalam pembahasan kitab-kitab Nahwu bahwa salah satu faedah huruf jar “bi ” adalah “ ilshaq” (إلصاق), yang artinya melekat, yakni menunjukkan hubungan kedekatan yang erat dan dekat antara dua objek atau lebih.
Sedangkan penggunaan lafadh “ila” yang artinya "ke", itu mengandung faedah " intiha' ( انتهاء ) yang artinya jarak, misalnya contoh: ذهبت من مكة الى المدينة yang artinya: saya pergi dari Makkah ke Madinah. Ini menunjukkan ada jarak antara kedua kota tersebut.
Dengan demikian dapat kita pahami bahwa dari sudut bahasa saja, penggunaan lafadh “bi”, bukan “ ila”, menunjukkan Allah seperti nya tidak menghendaki jarak walau sedikitpun dalam hubungan berbakti kepada kedua orang tua.
Allah menghendaki hubungan yang sangat erat dan dekat, bahkan lekat, antara anak dengan orang tuanya. Kedekatan ini bukan hanya dimaknai secara fisik, tapi juga secara kejiwaan..
Dari situ juga kita dapat memahami juga bahwa tidak digunakan lafadh “li” dalam ayat tersebut karena manfaat dalam berbakti kepada orang tua itu pada hakikatnya bukan untuk kepentingan orang tua, tetapi untuk kepentingan anak itu sendiri. Itu sebabnya tidak dipilih lafadh “li” yang bermakna "untuk"..
Semoga bermanfaat
و الله اعلم بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar