Minggu, 26 Desember 2021

MENGETAHUI SEBAB ITU PENTING UNTUK MEMAHAMI HUKUM.


Untuk memahami sebuah persoalan hukum, tentu para santri wajib mengetahui sebab duduk persoalan nya, tanpa mengetahui duduk masalah pasti para santri tak bisa menjawab persoalan hukum, dalam ketentuan hukum hukum taklifi dalam agama, ada juga hukum wadh'i yg melatarbelakanginya, diantaranya yaitu " sabab". apa itu sabab?

Imam Zakaria Anshari dalam kitab nya ghayah wushul halaman 16 memberikan definisi sabab yaitu:

 وَالسَّبَبُ  وَصْفٌ ظَاهِرٌ مُنْضَبِطٌ مُعَرِّفٌ لِلْحُكْمِ

Sebab adalah washaf dhahir (sifat yang jelas) mundhabit ( terukur) dan memberitahu sebuah hukum.

Dari definisi beliau diatas bisa sedikit kita ambil pemahaman yaitu:

1. Washaf dhahir ( sifat yang jelas) ini hendaklah sesuatu yg mampu ditangkap baik oleh indera maupun akal pikiran. Artinya dapat diterima secara logis, misalnya sifat "memabukkan"yang dapat kita ketahui dengan jelas pada 

khamar atau minuman memabukkan lainnya.

Karena inilah, sifat yang tidak dhahir alias tersembunyi tidak dapat dijadikan sebagai sebab, seperti ‘uluq ( darah bakal bayi) tidak bisa dijadikan penyebab ‘iddah. ‘Uluq seorang wanita bukan suatu yang dhahir, karena mengetahui ada ‘uluq seorang wanita tidak dapat diketahui secara mudah oleh semua orang. Oleh karena itu, yang menjadi sebab ‘iddah adalah haruslah sesuatu yang dhahir, yaitu adanya thalaq.Dengan demikian, kapan ada thalaq, waktu itu ada ‘iddah, meskipun tidak ada ‘uluq.

2. Mundhabit ( terukur/akurat)

Artinya bahwa sebab itu adalah suatu sifat / keadaan yg terukur dan akurat.

Maksudnya, sifat mundhabit itu ada dan terukur pada setiap kasus, seperti perjalanan dengan jarak 16 farsakh merupakan sebab qashar shalat dan boleh berbuka puasa. Jadi kesukaran bukanlah menjadi sebab qashar shalat dan buka puasa, karena kesukaran kadang-kadang ada pada satu kasus, tetapi tidak wujud dalam kasus yang lain, seperti perjalanan dengan menggunakan pesawat pasti kita tidak mengalami kesukaran dalam perjalanan.

maka kita tidak bisa menjadikan masyaqqah 

(kesulitan) sebagai sebab atas bolehnya berbuka bagi 

musafir pada bulan Ramadhan, dikarenakan 

masyaqqah merupakan perkara yang tidak dapat diukur dan

dipastikan  antara satu dengan yang lainnya diantara musafir. 

Akan tetapi sebab boleh qashar shalat dan berbuka puasa bagi musafir 

pada bulan Ramadhan adalah safar itu sendiri.

3. Muarrifun lil hukmi

Sebab itu adalah suatu sifat yang memperkenalkan hukum atau sebab merupakan tanda yang dapat kita ketahui hukum dengan sebabnya. karena kalau sebab ini tidak ada maka kita tidak bisa mengetahui akan adanya hukum.

seperti yg disebutkan dalam qaidah:

الحكم يدور مع العلة وجودا وعدما

Artinya: hukum itu bergantung pada keberadaan illah (sebab). Ada illah ada hukum, tak ada illah tak ada hukum..

و الله اعلم بالصواب

Minggu, 12 Desember 2021

NASEHAT KEPADA ORANG TUA YANG MENINGGAL ANAKNYA


Oleh: Tgk Dailami, M.Pd

Ayah bunda yang dimuliakan Allah Swt.
Hidup kita di dunia ini tidak lepas dari keadaan suka dan duka. Sebagai mukmin kita tahu bahwa suka dan duka adalah datangnya dari Allah Swt. Oleh karena itu ketika suka, kita harus banyak bersyukur kepada Allah Swt.
Dan ketika duka kita juga harus banyak bersabar, karena hakikatnya cobaan atau ujian yang sedang kita hadapi adalah peluang untuk kita mencapai derajat yang lebih tinggi.

Diantara cobaan yang paling berat dirasakan oleh orang tua adalah ketika orang tua diuji dengan meninggalnya sang anak, yang merupakan buah hati yang sangat di sayangi nya.

Ayah dan bunda ketahuilah bahwa Rasulullah juga diuji demikian berat dengan meninggalnya ketiga putera beliau di saat masih kecil, Bahkan 3 dari 4 puteri beliau juga meninggal semasa beliau masih hidup. Kecuali Fathimah yang meninggal  6 bulan setelah wafatnya Rasulullah Saw.

Sering kita mendengar kabar wafatnya seorang anak atau bayi, baik di rumah sakit maupun saat dalam pengasuhan dan pelukan orang tuanya. Penyebab meninggal pun bermacam-macam, di antaranya disebabkan sakit, meninggal mendadak karena kecelakaan, atau juga bisa terjadi akibat adanya masalah sejak dalam kandungan ataupun saat proses dilahirkan.
Kita menyakini, kematian, apa pun penyebabnya, merupakan takdir dari Allah SWT. Namun, bagi orang tua mana pun, kehilangan buah hati bukanlah hal yang mudah.

Banyak orang tua yang tidak mampu untuk menerima takdir kematian buah hatinya dan larut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Terbayang, bayi mungil itu harus dilepaskan dari pelukan kasih sayang nya, dan kemudian harus dikuburkan sendirian untuk menjalani kehidupan di alam lain.

Rasa sedih berkepanjangan membuat banyak orang tua terus menyalahkan diri sendiri, menyalahkan pasangan, atau bahkan menyalahkan nasibnya. Perasaan  itu membuat orang tua terus terkungkung dalam penderitaan, hingga membuat dirinya kehilangan semangat hidup. dan Kesedihan tersebut ternyata tidak juga hilang, bahkan ketika sudah memiliki anak lagi.

Ayah bunda yang dimuliakan Allah,  Takdir Ilahi tak ada yang bisa menolaknya, sebab semua itu merupakan kehendak dari Sang Khalik Maha Pencipta. Kematian dan kehidupan adalah murni ketetapanNya, karena itu sebagai manusia beriman, kita diminta untuk bertawakal dan terus memohon petunjuk kepadaNya.


Bagimu yang pernah merasakan bahagianya melihat anak sedang lincah-lincahnya bermain, tapi pada akhirnya sang buah hati itu meninggal, maka cobalah untuk menghapus air matamu dan tata kembali hari kehidupanmu. Di luar sana, tidak sedikit orangtua yang juga pernah kehilangan buah hatinya dengan berbagai peristiwa.
Agar sedihmu tidak terus berlarut-larut, berikut ini ada lima nasihat untukmu yang pernah kehilangan buah hati tercinta, yang insyaallah akan mengobati rasa dukamu.

1. Anak adalah titipan ilahi, karena buah hati tak mungkin selamanya berada disisimu.

Sejatinya, hidup di dunia ini tidaklah abadi. Demikian juga dengan apa yang kita miliki dalam hidup seperti keluarga, harta, danp kedudukan. Ada masa di mana hal-hal tersebut akan hilang sekejap mata yang menandakan bahwa tak ada keabadian di dunia ini. Saat anak atau buah hati yang selama ini dinanti-nantikan pergi menghadap Ilahi begitu cepat, maka jangan sibuk meratapi keadaan atau menggerutu bahwa kehidupan ini tidak adil. Pahami dan yakini bahwa anak adalah titipan Sang Maha Kuasa, dengan begitu hati akan tenang dan tidak larut dalam duka lara ketika hari kehilangan itu tiba. Karena semua ini milik-Nya.

2. Kehilangan anak adalah ujian hidup, menerima dengan sabar dan ikhlas adalah jalan terbaik

Kehilangan buah hati yang sudah dinanti bertahun-tahun lamanya tentu menoreh sedih yang mendalam. Namun demikian jangan larut dan cobalah bangkit dari perasaan nelangsa yang menyelimuti diri. Terima kondi tersebut dengan sabar dan ikhlas, karena hanya dengan bersikap seperti itu, seorang manusia lebih mudah berdamai dengan keadaan yang menimpanya. Hapus air matamu, dan bangunlah dari selimut kesedihan.

3. Hapus duka laramu, masih ada hari esok yang menawarkan cerita baru.

Sang Maha Kuasa memberikan manusia lembaran baru di setiap harinya. Jika hari ini kamu merasa sangat sedih, maka buatlah sedih itu hilang di keesokan harinya. Hapus duka laramu, dan jalani hari esok dengan senyuman. Badai pasti berlalu, demikian juga momen kehilangan buah hati yang kamu cintai juga lambat laun akan menjadi kenangan duka yang pernah mampir dalam hidupmu. Selagi masih diberi kehidupan oleh Sang Maha Pencipta, sudah seharusnya kita bangkit dari kesedihan dan bersiaplah menoreh warna di hari-hari baru berikutnya.

4. Saat pikiran kehilangan sang buah hati timbul, maka berlapang dada lah.

Jika momen kehilangan buah hati yang sudah terjadi sekian lama dalam hidupmu terbayang kembali di benak, maka jangan buru-buru untuk meresponnya dengan menunjukkan rasa berang seolah tak ikhlas dengan peristiwa pilu itu. Biarlah kenangan itu mampir sejenak dalam kepalamu, cukup menanggapinya dengan lapang dada dan tidak mencela masa-masa itu sebagai bagian terburuk dalam hidupmu. Torehkan senyumanmu dan lantunkan syukur padaNya, karena setiap momen di dunia ini, termasuk jatuhnya daun dari pohon yang tinggi adalah bagian dari takdir yang telah Sang Khalik gariskan.

5. Tetaplah berjuang dan berharap kepadaNya agar diberi rezeki kelahiran buah hati.

Pada hakikatnya, manusia yang masih memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan tentu ingin hidupnya berangsur-angsur membaik dari hari-hari kemarin. Agar hari esok bisa lebih baik dari hari ini, tentu kamu perlu berjuang tanpa lelah dan terus berharap padaNya agar diberikan karunia memiliki buah hati kembali. Tak ada yang sulit bagi Sang Khalik untuk mewujudkan keinginanmu memiliki buah hati. Hanya saja butuh kesabaran dan keikhlasan untuk terus berdoa dan berikhtiar saban hari. Jangan takut untuk terus berharap, karena Sang Maha Pencipta tak akan mengecewakanmu.

Demikianlah lima nasihat untukmu yang pernah kehilangan buah hati tercinta. Jalani setiap episode kehidupan dengan tidak berhenti berdoa dan berikhtiar padaNya. Semoga di suatu hari yang indah kelak, Dia akan menitipkan kembali buah hati mungil di tengah-tengah kehidupanmu. Jangan patah arang dan teruslah semangat menghadapi hari-hari mu..