Kamis, 12 Agustus 2021

ARRAZY HASYIM, ASWAJA ASY'ARIYAH ASAL TANAH MINANG

Ulama muda asal minangkabau ini sgt unik, unik karena beliau yg masih muda bahkan lebih muda tiga tahun dari saya tampil berani berbeda dgn kebanyakan orang di sekitar daerah kelahiran beliau sendiri, bahkan beliau mendapat celaan sampai fitnah dari kelompok yg menamakan dirinya "Minang Bertauhid" karena dianngap kajiannya tidak berdasarkan manhaj salaf. Tentu saja kelompok minang bertauhid ini adalah kelompok wahabi yg sangat kepanasan dengan kajian kajian beliau.
Beliau bukan alumni Timur Tengah ataupun eropa, murni produk asli dalam negeri, yaitu pesantren darussunnah pimpinan KH. Mustafa Yaqub.
Di usia muda menguasai banyak disiplin ilmu keislaman.
Secara akademik, beliau hasil kolaborasi  antara pesantren dan juga perguruan tinggi, menguasai ilmu aqidah atau teologi dan juga menguasai ilmu hadis di bawah bimbingan ulama KH. Ali Mustafa Yaqub.
Beliau juga berguru kepada Syekh Muḥammad Ḥasan Hitu. Di bawah bimbingan nya keilmuan arrazy semakin terasah terutama di bidang aqidah dan ushul.

Selain itu, dia juga mengagumi dan menjadi inspirasitornya adalah gurunya di Darus Sunnah yg merupakan ahli hadis , yaitu KH Ali Mustafa Yaqub. dan juga menjadi inspirasinya adalah Syekh Yasin Al Fadani, ulama berdarah Minang yang lahir di Makkah. Syekh Yasin Al Fadani juga pernah mengambil sanad ijazah Hadratussyekh Hasyim Asy’ari.

Saya sendiri mulai gemar menonton kajian Arrazy lewat Youtube beberapa waktu terakhir ini, terutama kajian salafi, Topik ini begitu dikuasainya, buktinya disertasinya sendiri mengambil judul Teologi Muslim Puritan, Genealogi dan Ajaran Salafi.
Dalam sejumlah ceramahnya, Arrazy mengkritik ajaran-ajaran Salafi terutama dalam hal aqidah atau teologi.
Selain soal aqidah, banyak hal yang dikritisi Arrazy mulai dari pemahaman salafi terhadap bid’ah, mengkafirkan sesama muslim yg tidak sepaham, seperti pemahaman sayid qutub terhadap alquran secara serampangan sampai menghalalkan darah sesama muslim, menurut beliau kajian sayid qutub lah yg dipakai wahabi isis di Suriah untuk fatwa jihad sesat mereka.
Sayid qutub ini merupakan tokoh ikhwanul muslimin mesir yg kemudian dilarang di mesir, kemudian pemahaman mereka menyebar ke berbagai negara dan kemudian berinfiltrasi lewat ormas dan partai, dan di Indonesia kader2 mereka setelah reformasi banyak bercokol dan bergabung pada sebuah partai nasional.
Beliau juga mengkaji pentingnya berguru dan bersanad dalam keilmuan, serta soal2 lain yang  bertentangan dengan pemahaman Salafi.
Beliau dalam satu ceramah nya menyampaikan bahwa beliau bukan kader organisasi NU, tapi sangat mencintai NU bahkan menyebut NU adakah salah satu sayap bangsa Indonesia yg tidak boleh patah, pemahaman beliau terhadap cinta bangsa dan tanah air sama persis sama dgn fikrah NU hubbul wathal minal iman, "ke-NU-an" beliau terhadap NU melebihi dari ke NU-an orang yg menyebut dirinya NU..

Beliau juga sering menyampaikan tema-tema tasawuf dalam kajiannya. Suatu tema ataupun istilah yang juga tidak disukai oleh Salafi. Baginya, menguasai ilmu aqidah, ilmu fiqih, ilmu hadits, dan seterusnya, belumlah cukup. Semua itu adalah ilmu lahir yang mesti dilengkapi dengan ilmu batin.
Maka tak heran, beliau sendiri memiliki ijazah dari sejumlah mursyid tarikat dan memberikan bimbingan zikir kepada para pencari makrifat.
Semoga suatu saat bisa berjumpa dengan beliau. Amiiinnn..

Rabu, 11 Agustus 2021

HUKUM MENJUAL BUAHAN MASIH DIPOHON

Untuk menjawab ini kita bisa melihat dalam kitab Tuhfah al Muhtaj karangan Ibnu Hajar al-Haitami, pada Jilid IV, Halaman 469 sebagai berikut:

( وَلَوْ بَيْعَ ثَمَرٍ ) أَوْ زَرْعٍ بَعْدَ بُدوِ الصَّلاحِ وَهُوَ مِمَّا يَنْدُرُ اخْتِلاطَهُ أَوْ يَتَسَاوَى فِيه الأَمْرَانِ أَوْ يَجْهَلُ حالَهُ صَحَّ بِشَرْطِ القَطْعِ والْإِبْقاءِ والْإِطْلاقِ أَوْ مِمَّا ( يَغْلِبُ تُلاحِقُهُ واخْتِلاطٌ حادِثَةٍ بِالْمَوْجُودِ ) بِحَيْثُ لَا يَتَمَيَّزانِ ( كَتينٍ وَقِثّاءٍ ) وَبِطّيخٍ ( لَمْ يَصِحَّ إِلَّا أَنْ يُشْتَرَطَ المُشْتَري ) يُعْنَى أَحَدَ المُتَعاقِديْنَ وَيوافِقُهُ الأُخَرَ ( قَطْعَ ثَمَرِهِ ) أَوْ زَرْعَهُ

Artinya: Dan seandainya dijual buah-buahan) atau tanaman yang sudah matang, dan termasuk buah-buahan atau tanaman yang jarang tercampur dengan yang lain, atau bisa tercampur dan tidak, atau tidak diketahui keadaannya, maka penjualannya sah dengan syarat dipetik, ditetapkan di pohon atau tanpa syarat apapun, sedangkan buah-buahan atau tanaman yang (biasanya matangnya beriringan, dan yang baru tercampur dengan yang sudah ada), sekira keduanya tidak dapat dibedakan), (seperti buah tir, ketimun), dan semangka, (maka penjualannya tidak sah, kecuali pembeli mensyaratkan) maksudnya salah satu pihak yang betransaksi dan pihak yang lain setuju (pemetik buah) atau tanamannya.”

Berdasarkan sumber rujukan di atas maka pembelian buahan yg sudah matang di pohon tersebut hukumnya sah.

و  الله اعلم بالصواب

S  umber: Ibn Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj , Jilid IV, Halaman 469